Minggu, 11 Desember 2016

Sisa Rebusan Ubi Dapat Membantu Menurunkan Kolesterol Dan Melangsingkan Tubuh

Sisa Rebusan Ubi Dapat Membantu Menurunkan Kolesterol Dan Melangsingkan Tubuh

Sisa Rebusan Ubi Dapat Membantu Menurunkan Kolesterol Dan Melangsingkan Tubuh -Dalam hal menurunkan berat badan, jujur saja kita ingin hasil yang instan. Belum lama ini, ilmuan dari jepang menemukan cara instan itu, dengan meminum air rebusan ubi. Protein sisa buangan dalam ubi itu berhasil menekan nafsu makan pada tikus.


Para ahli dari jepang itu percaya penemuan mereka ini bisa diterapkan pada manusia.

Para periset jepang itu memberi makan dua kelompok tikus dengan pola makan kaya lemak. Satu kelompok diberi peptida ubi dengan kadar lebih tinggi.

Peptida ini dihasilkan oleh protein pencenaan enzim dalam air selama proses perebusan.

Setelah 28 hari hewan-hewan itu ditimbang. Massa lever dan jaringan lemak mereka pun diukur. Kadar kolesterol dan trigliserida serta leptin pun dihutang.

Para ahli National Agriculture and Food Research Organization, Tsukuba juga mengukur adiponektin yang mengukur sindrom metabolik.

Peneliti menemukan, tikus yang diberi peptida ubi secara bermakna berat badanya lebih rendah. Ditemukan pula tikus mempunyai kadar kolesterol, trigliserida, leptin dan adiponektin lebih rendah.

Pemimpin penelitian, Dr Koji Ishguro mengatakan "Kita setiap saat membuang banyak air sisa rebusan ubi yang mengandung protein.

Hipotesa kami, protein ini bisa memengaruhi berat badan, jaringan lemak dan faktor-faktor lain." 

Menemukan pengunaan alternatif protein ubi dalam bekas air rebusan bermanfaat baik bagi lingkungan dan industri serta berpotensi bagus untuk kesehatan," tambahnya.

Ia menyimpulkan, "Kami terkejut bahwa peptida ubi dapat mengurangi kadar monekul lemak pada tikus. Tampaknya zat itu terlibat dalam pengontrolan molekul penekan nafsu makan.

" Hasil penelitian ini sangat menjajikan, sebab memberikan pilihan menggunakan sisa limbah daripada membuangnya. Kami berharap peptida ubi ini berguna bagi bahan pangan fungsional di masa depan. Tambahnya.

Belum diketahui berapa tikus-tikus itu diberi peptida ubi selama penelitian 28 hari.

Namun penemuan ini dipercaya bisa diterapkan pada manusia berhubungan tikus dan manusia secara biologis sama.

Tetapi peneliti menegaskan dibutuhkan riset lebih jauh untuk menelusuri lebih jauh hasil penelitian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar